Setiap tempat punya kekurangan dan kelebihan. Desa Lano yang
terletak di Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong bisa dibilang desa yang
beruntung. Ketika masyarakat ditempat aku kesulitan air, mereka tak perlu
menutup kran. Cukup 10 ribu rupiah perbulan
sudah dapat fasilitas layanan air tak terbatas.
Padeli Ketua Lembaga Hutan Desa Lano menceritakan bahwa masyarakat
desanya sudah dapat merasakan manfaat hutan desa. Saat ini, setiap rumah disana
sudah mendapat air bersih langsung dari hutan desa. Bukan itu saja, air minum
isi ulang juga disediakan dengan harga hanya 3 ribu rupiah per galon, bisa
hutang.
“Pak Senny mau cuci mobil?” Padeli coba menggodaku. Aku bingung, apa
hubungannya hutan desa dengan cuci mobil, gratis pula. Ternyata, satu lagi
layanan lembaga hutan desa Lano adalah tempat cuci mobil dan motor, tak perlu
bayar. “Tapi cuci sendiri ya, Pak.”
Meskipun Desa Lano belum mengantongi ijin meteri kehutanan tapi
potensi hutan desa sudah dirasakan masyarakatnya. Menurut Ahmadi, fasilitator
hutan desa Lano, potensi hutan desa bukan hanya air tapi jasa lingkungan lain
juga menjanjikan. Di Hutan Desa Lano terdapat banyak air terjun yang dapat
digunakan sebagai sarana rekreasi. Tahun 90-an, air terjun di sana ramai
dikunjungi orang, bukan hanya dari Kalsel tapi juga Kaltim. Posisinya yang
berada diperbatasan Kaltim dan Kalsel serta dekat dari jalan utama membuat
wisata air ini akan menarik. Bahkan, sudah ada beberapa fasilitas yang pernah
dibangun pemerintah beberapa tahun lalu tapi tidak dirawat.
Lano dimataku adalah desa yang menawan dengan segala suberdaya alam
yang tetap akan terjaga melalui hutan desa. Lano, berasal dari kata la yang berarti tidak dalam bahasa arab dan no yang juga berarti sama, namun dalam bahasa Inggris.
Topografi yang berbukit batu kapur membuat airnya yang dihasilkan
tak pernah keruh dimusim hujan dan kering di musim kering. Mayoritas
penduduknya adalah suku Banjar, penduduk asli Kalimantan Selatan. Seperti
banyak tepat di pulau Antasari ini,
masyarakatnya hidup dari kebun karet.
Lano kami kenal melalui Sutisna dari Badan Pengelolah Daerah Aliran
Sungai Barito. Dia berharap, lembagaku dapat membantu mereka mengurus ijin agar
dapat memanfaatkan potensi desa melalui program hutan desa. Padeli dan Ahmadi
Sang pendamping punya mimpi besar lain. Setelah memberikan layanan air bersih
kerumah-rumah dan air isi ulang, sekarang mereka berfikir bisnis besar. Menjual
air kemasan. Wow, hebat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar